Setelah
Nabi Idris As, Nabi Nuh merupakan Nabi ketiga yang tersebut dalam Al-Qur'an, sebagai salah satu Nabi yang wajib kita imani.
Nabi Nuh mempunyai nama asli Abdul Ghaffar atau Yasykur, yang merupakan putra dari Lamik bin Matta Syalih bin Idris.
Nabi Nuh termasuk salah satu Nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi, yang berarti seseorang yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang utusan Allah.
Kesabaran dan ketaatan Nabi Nuh As, termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an, diantaranya;
"Nuh berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku
malam dan siang. Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari
kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada
iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka
ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap
(mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian
sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara
terang-terangan. Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi)
dengan terang-terangan dan dengan diam-diam." (surah Nuh : 5-9)
"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu berkata:
Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu
selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut
kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar(kiamat)." (Surah Al-A'raf : 59)
*******
Kisah Nabi Nuh As yang paling terkenal ialah ketika ia berhasil membuat sebuah bahtera atau sebuah perahu yang sangat besar.
Menurut beberapa riwayat, bahtera Nabi Nuh terbuat dari kayu jati yang sangat
kuat. Ibnu Abbas, menjelaskan bahwa bahtera Nabi Nuh memiliki ukuran panjang seluas 1200 hasta atau sekitar 550 meter.
Sedangkan lebarnya sekitar 600 hasta atau 275 meter.
Bahtera inilah yang akhirnya menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya dari bencana banjir yang sangat besar.
Nabi Nuh As hidup di dunia hingga 950 tahun sesuai yang tertulis di dalam Al-Qur'an, yakni;
"dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal diantara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.." (surah Al-'Ankabut : 14-15).
Nabi Nuh As diutus menjadi Rasul melalui malaikat Jibril pada usia 480 tahun.
Nabi Nuh hidup diperkirakan pada tahun 3650 SM, diwilayah yang dilalui dua buah sungai,yakni: Eufrat dan Tigris.
Penduduk di daerah tersebut awalnya hidup dalam kesederhanaan dan taat
beribadah. Namun kemudian mereka lupa beribadah kepada Allah SWT.
Mereka justru menyembah berhala-berhala yang dibuat sendiri dan
diletakkan di tepi Sungai Eufrat. Berhala-berhala itu dinamakan Wadd,
Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr.
Pada saat itulah Nabi Nuh diutus oleh Allah, untuk memberi peringatan kepada kaumnya yang sudah tersesat dan melupakan Allah.
Setelah mendapatkan wahyu dari Allah, Nabi Nuh pun mulai menyeru pada kaumnya untuk meninggalkan berhala dan menyembah Allah.
Perjuangan Nabi Nuh untuk menegakkan ajaran Allah pada masanya, mendapat banyak tantangan. Namun Nabi Nuh tetap berjuang dengan berdakwah kepada kaumnya. Baik secara diam-diam, terang-terangan dan bahkan berbagai strategi yang Nabi Nuh lakukan, dalam berdakwah.
Tapi tak sedikit orang-orang yang hidup di masa itu, membangkang dan menentang Nabi Nuh.
Diceritakan dalam sejarah, bahwa diantara orang-orang yang menantang tersebut termasuklah salah seorang anak Nabi Nuh, yakni Kan'an, dan juga isteri dari Nabi Nuh sendiri.
Kan'an, putra pertama Nabi Nuh dan isteri Nabi Nuh, ikut menentang ajaran Nabi Nuh. Mereka berdua berdiri diantara kaum kafir yang terus saja menghujat dan memusuhi Nabi Nuh dan pengikutnya.
Diantara pengikut Nabi Nuh, terdapat pula tiga orang anak beliau, yakni Yafith, Sam, dan Ham.
Menghadapi kaum yang pembangkang dan begitu durhaka, Nabi Nuh pun berdoa kepada Allah
dan meminta pertolongan-Nya. Do'a Nabi Nuh ini pun diabadikan dalam Al-Qur'an;
"Maka dia (Nabi Nuh) berdoa kepada Robb-nya: ‘Sesungguhnya diriku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku)." (Surah AL-Qomar : 10)
"(Nabi Nuh) berkata: Wahai Robb-ku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi." (Surah Nuh : 26)
Allah pun dengan segera mengabulkan doa Nabi Nuh, serta memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat bahtera atau perahu besar. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur'an;
"Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami,
dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku perihal orang-orang yang zalim
itu. Sesungguhnya mereka nanti akan ditenggelamkan." (Surah Hud : 37).
Nabi Nuh dan para pengikutnya pun menjalankan perintah Allah tersebut. Mereka mulai membuat bahtera dari kayu jati yang sangat kuat.
Dalam masa pembuatan bahtera tersebut, Nabi Nuh masih sering mendapat hujatan dan cemo'ohan dari orang-orang yang menentangnya. Bahkan tak sedikit dari mereka yang menghina perbuatan dari Nabi Nuh, dan menganggap apa yang beliau lakukan adalah sebuah pekerjaan yang sia-sia dan tidak masuk akal. Mereka tidak percaya sama sekali, ketika Nabi Nuh dengan tegasa menyerukan, bahwa banjir besar akan datang, dan bahtera itulah yang akan menyelamatkan mereka atas pertolongan Allah Swt.
Maka Allah pun berfirman;
"Dan mulailah Nabi Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin
kaumnya berjalan melewati Nabi Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nabi
Nuh, jika kalian mengejek kami maka sesungguhnya kami pun nanti akan
mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami." (Surah Hud : 38).
*********
Setelah melalui perjuangan yang panjang dan penuh dengan tantangan serta hujatan, Nabi Nuh dan pengikutnya pun berhasil menyelesaikan bahtera tersebut. Saat itulah Allah Swt, menurunkan hujan yang sangat lebat dan berkepanjangan. Sehingga datanglah banjir bah yang sangat besar, yang mulai menenggelamkan para kaum kafir yang masih saja ingkar.
Termasuk juga isteri dan putra Nabi Nuh, Kan'an.
"Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana
gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang
jauh terpencil : Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan
janganlah kamu berada bersama orang-orang kafir. Anaknya menjawab: Aku
akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air
bah. Nuh berkata: Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah
selain Allah Yang Maha Penyayang. Dan gelombang menjadi penghalang
antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang
ditelenggelamkan." (Surah Hud : 42-43).
Melihat putranya yang tenggelam dan lenyap, sebagai seorang ayah Nabi Nuh merasa sangat sedih karena Kan'an yang amat disayanginya tenggelam oleh azab Allah. Nabi Nuh pun sempat berdo'a kepada Allah agar putranya diselamatkan.
Percakapan antara Nabi Nuh dan Allah SWT diabadikan dalam Al_Qur'an;
“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya” (Surah Hud : 45)
Kemudian Allah menjawab:
“Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan selamat) sesungguhnya perbuatannya, perbuatan yang tidak baik. sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan” (Surah Hud : 46).
Bahtera Nabi Nuh berlayar selama lebih kurang 150 hari di lautan tanpa batas, sampai air banjir reda. Kapal terus berlayar hingga kaum Nuh yang zalim tidak tersisa. Setelah seluruh kaum Nuh yang zalim tenggelam, kemudian Allah memerintahkan bumi menghisap seluruh air dan memerintahkan langit menghentikan hujan deras tersebut.
Setelah air banjir surut, bahtera terdampar di Gunung Judi yang kemudian dijadikan untuk tempat beristirahat dan memulai kehidupan baru.
Namun, untuk letak Gunung Judi ini, banyak perselisihan pendapat, ada yang menyatakan berada di Armenia, ada yang mengatakan di Irak atau di Turki.
Menurut riwayat, bahwa seluruh pengikut Nabi Nuh yang selamat dalam bahtera Nuh tersebut akhirnya akan wafat dan tidak mempunyai keturunan seorangpun. Hanya putra-putra Nabi Nuh yakni Yafith, Sam, dan Ham yang memiliki keturunan. Dengan kata lain, bahwa seluruh umat manusia di muka bumi sekarang ini merupakan keturunan anak Nabi Nuh yang terbagi menjadi 3 turunan.
Yafith melahirkan keturunan bangsa Rum (Romawi) dan kini berkembang pesat menjadi bangsa Eropa. Sam dan keturanannya yang merupakan asal usul lahirnya bangsa Arab yang kini mendiami wilayah Arab dan Timur Tengah di benua Asia Barat.
Serta putra terakhir Nabi Nuh yaitu Ham menghasilkan keturunan bangsa Habasyah yang kini merupakan keturunan bangsa Afrika yang mendiami wilayah benua Afrika.
**********
(dari berbagai sumber)
Baca juga :
Komentar
Posting Komentar