Nabi Ishaq As adalah putra kedua Nabi Ibrahim As dari istrinya Siti Sarah. Ishaq merupakan adik satu bapak dari Nabi Ismail As.
Jika Nabi Ismail As terlahir dari rahim Siti Hajar, istri kedua Nabi Ibrahim As, maka Nabi Ishaq terlahir dari rahim Siti Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim As
Ishaq lahir, pada saat Ibunya, Siti Sarah, sudah berusia 90 tahun dan Ayahnya, Nabi Ibrahim berusia 100 tahun. Ia lahir setelah empat belas tahun Nabi Ismail dilahirkan.
Meskipun pada awalnya, ketika Nabi Ibrahim dan Sarah mendapat kabar dari Malaikat Jibril, bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi Nabi menggantikan ayahnya, mereka merasa sangat tidak mungkin untuk medapatkan keturunan, karena usia mereka yang sudah sangat tua.
Namun atas kehendak Allah, Ishaq pun lahir di kota Kana'an pada sekitar tahun 1761 SM. Tentu saja hal itu sangat membuat Nabi Ibrahim dan terutama sang istri sangat bergembira, karena memang sudah sangat lama mereka menginginkan keturunan. Kelahiran Ishaq telah menghadirkan kebahagiaan yang lebih kepada mereka.
Nabi Ishaq As tumbuh dan besar dibawah bimbingan sang ayah, yang selalu mengajarkan kepadanya tentang jalan kebenaran. Beliau tumbuh dan besar, lalu kemudian ikut membantu serta melanjutkan perjuangan sang ayah untuk mendakwahkan agama Allah.
Setelah Nabi Ibrahim wafat, Nabi Ishaq dan saudaranya, Nabi Ismail, terus melanjutkan perjuangan ayahnya dalam menegakkan jalan kebenaran.
Pada usia Nabi Ibrahim yang semakin tua, Nabi Ishaq belum juga menikah. Untuk itu, Nabi Ibrahim mengutus salah seorang pelayan untuk pergi ke Harran, Irak, untuk membawa seorang perempuan dari keluarganya. Nabi Ibrahim As tidak mengizinkan Ishaq untuk menikah dengan perempuan dari kaum Kana'an, karena kaum Kana'an pada saat itu tidak beriman kepada Allah dan tidak mengenal Allah, serta asing terhadap keluarga Nabi Ibrahim.
Nabi Ishaq akhirnya menikah dengan Rifqah binti Batnail bin Nahur, yang merupakan saudara Nabi Ibrahim dan berasal dari negeri Harran, Irak. Nabi Ishaq As diperkirakan menikah pada usianya yang sudah mencapai 40 tahun.
Setelah menikah hampir 20 tahun, barulah Nabi Ishaq dan istrinya memperoleh keturunan. Mereka mendapatkan dua orang anak kembar, yakni Al-Aish dan Yaqub.
Salah seorang anaknya, yakni Yaqub, kelak juga diangkat menjadi Nabi melanjutkan perjuangan ayahnya.
Nabi Ishaq diutus untuk bangsa Kana'an, yang pada masa itu sangat ingkar dan tidak mengenal Allah.
Nabi Ishaq dikenal sebagai seoranng yang ahli ilmu dan hikmah.
Keturunan Nabi Ishaq As, merupakan cikal bakal dari keturunan Bani Israil, termasuk di dalamnya Nabi Yusuf As.
Nabi Ishaq As wafat pada usianya kurang lebih 180 tahun. Beliau dimakamkan di gua Makfilah, Hebron atau saat ini lebih dikenal dengan Palestina. Dimana Nabi Ibrahim juga dimakamkan disana, demikian juga istri dari Nabi Ishaq sendiri. Termasuk juga sang Ibu, Siti Sarah, juga dimakamkan disana.
Salah satu ayat Al-Qur'an yang menyebutkan tentang Nabi Ishaq As, ialah :
"Dan ingatlah hamba-hamba Kami : Ibrahim, Ishaq dan Yaqub, yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik." (QS. Shaad : 45-47)
Komentar
Posting Komentar