Baginda Rasulullah Saw, diriwayatkan mempunyai 12 orang isteri. Istri-istri Rasulullah Saw, merupakan wanita-wanita yang mulia dan istimewa.
Lalu siapa-siapa sajakah wanita yang beruntung itu? Mari kita ulas satu persatu!
1. Khadijah binti Khuwailid
Khadijah radhiallahu 'anha merupakan wanita Quraisy yang terkenal dengan kemuliaan hatinya. Nasabnya bertemu dengan Nabi pada kakek kelima, karena itu Beliau adalah istri Nabi yang memiliki kekerabatan paling dekat dengan Baginda Rasulullah Saw.
Khadijah dilahirkan pada tahun 68 sebelum hijrah. Ia sosok wanita yang kaya raya dan memiliki akhlak yang mulia. Ia adalah wanita pertama sekaligus manusia pertama yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad Saw dan jadi pengikut Nabi Muhammad Saw.
Khadijah merupakan seorang wanita yang selalu setia mendampingi Rasulullah ketika awal-awal perjuangan Nabi Muhammad Saw menegakkan agama Islam. Khadijah selalu memberi semangat dan motivasi kepada Rasulullah dalam mendakwahkan Islam pada masa itu.
Rasulullah menikahi Khadijah pada saat Khadijah berusia 40 tahun, sedangkan Nabi Muhammad Saw kala itu masih berusia 25 tahun. Menurut sejarahnya, Khadijah merupakan seorang janda kaya dan memiliki paras yang cantik. Para kaum Quraisy berlomba-lomba ingin mempersuntingnya, namun beliau lebih memilih Muhammad yang kala itu hanya seorang pemuda miskin. Khadijah jatuh cinta kepada Muhammad yang mempunyai akhlak dan budi pekerti yang mulia. Kejujuran Nabi Muhammad telah membuat Khadijah jatuh hati.
Pernikahan mereka berlangsung kurang lebih selama 25 tahun, mereka dikarunia 2 orang anak laki-laki dan 4 orang anak perempuan. Anak-anak Nabi Muhammad dari pernikahannya dengan Khadijah diantaranya; Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Qultsum dan Fatimah.
Khadjiah wafat pada usianya 65 tahun, tiga tahun menjelang hijrahnya Nabi Muhammad Saw.
Baginda Rasullah Saw sangat bersedih dan berduka dengan wafatnya istri Beliau, Khadijah. Beliau merasa sangat kehilangan. Tahun wafatnya Khadijah sampai-sampai disebut sebagai "tahun kesedihan".
Rasulullah sangat mencintai Khadijah, selalu menyebut namanya, kemuliaannya, dan jasa-jasanya, meski Khadijah telah tiada.
2. Saudah binti Zam'ah
Saat Rasulullah tengah dirundung duka, karena telah ditinggalkan wafat oleh Khadijah, Khoulah binti Hakim datang menyarankan agar beliau segera menikah. Khoulah mengajukan dua nama, Saudah atau Aisyah. Lalu Rasulullah Saw memilih Saudah binti Zam'ah.
Saudah binti Zam'ah adalah seorang wanita Quraisy dari Bani 'Amir. Beliau merupakan janda dari sahabat as-Sakran bin Amr radhiallahu anhu. Bersama Sakran, Saudah sudah mempunyai 5 orang anak.
Diperkirakan Saudah sudah berusia 55 tahun, pada saat menikah dengan Nabi Muhammad Saw. Mereka menikah pada saat 3 tahun sebelum hijrah. Beliau wafat pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, tahun 54 H.
3. Aisyah binti Abu Bakar
Selain merupakan satu-satunya istri Baginda Rasulullah Saw yang masih gadis, Aisyah memiliki banyak keistimewaan. Diantara keistimewaan tersebut ialah, Aisyah merupakan salah seorang tokoh wanita yang paling terkenal kemuliaan akhlaknya.
Beliau juga merupakan satu-satunya istri Nabi yang Allah turunkan wahyu dari langit ketujuh untuk membela kehormatannya. Bukan satu atau dua ayat, tapi Allah firmankan 10 ayat (QS. An-Nur : 11-20) yang membela kehormatan Aisyah radhiallahu 'anha.
Ummul mukminin Aisyah radhiallahu 'anha dilahirkan pada tahun ke-7 sebelum hijrah. Ia adalah seoran wanita Quraisy putri dari laki-laki yang paling mulia setelah para Nabi dan Rasul, yakni Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu dan ibunya adalah Ummu Ruman radhiallahu 'anha.
Menurut sejarah, Nabi Muhammad sebelum menikahi Aisyah, pernah bermimpi selama tiga malam berturut-turut. Dalam mimpi tersebut beliau bertemu dan melihat Aisyah yang dibawa oleh malaikat. Aisyah memakai selembar kain sutra yang menutupi wajahnya. Rasulullah menyingkap kain tersebut dan melihat Aisyah, kemudian malaikat kala itu pun berkata "inilah istrimu...".
Hal ini sesuai yang disampaikan Rasulullah Saw :
"aku melihatmu (Aisyah) dalam mimpiku selama tiga malam. Malaikat datang membawamu dengan mengenakan pakaian sutra putih. Malaikat itu berkata, 'ini adalah istrimu'. Lalu kusingkapkan penutup wajahmu, ternyata itu adalah dirimu. Aku bergumam, 'seandainya mimpi ini datangnya dari Allah, pasti Dia akan menjadikannya nyata'." (HR. Bukhori dan Muslim).
Jadi menikahi Aisyah adalah merupakan perintah dari Allah Swt kepada Rasulullah Saw. Nabi Muhammad menikahi Aisyah pada usia 6 tahun, kemudian Rasulullah baru menggaulinya sebagai istri ketika Aisyah sudah berusia 9 tahun.
Pernikahan mereka berlangsung selama lebih kurang 9 tahun, hingga Nabi Muhammad wafat. Pernikahan mereka memang tidak dikarunia anak, namun pernikahan tersebut sungguh indah dan mulia. Baginda Rasulullah Saw, wafat dipangkuan istri tercinta, Aisyah. Sejak Baginda wafat, Aisyah tidak pernah menikah lagi, beliau hidup selama 47 tahun dalam kesendirian. Hingga akhirnya Aisyah pun wafat pada usianya 65 tahun.
4. Hafshah binti Umar bin Khattab
Hafshah merupakan wanita Quraisy, putri dari Umar al-Faruq. Beliau merupakan janda dari pahlawan perang badar, Khunais bin Khudzafah. Khunais dikabarkan wafat pada perang badar karena mengalami luka yang ia derita.
Setelah Khunais wafat, Umar berusaha mencarikan suami untuk putrinya, Hafshah. Ia mencoba mendatangi sahabat-sahabatnya, yakni Abu Bakar dan Utsman. Namun kedua sahabatnya tersebut tidak bisa menerima tawaran beliau. Hingga akhirnya Nabi Muhammad Saw datang melamar sang putri. Hal ini, tentu saja, membuat Umar merasa sangat senang dan bangga. Merupakan suatu kehormatan baginya, hingga bisa memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan Rasulullah, selain sebagai sahabat.
Hafshah menikah dengan Rasulullah pada usianya 21 tahun. Ia hidup bersama Rasulullah selama 8 tahun, saat usianya 29 tahun, Rasulullah Saw pun wafat. Dan beliau pun hidup hingga berusia 63 tahun. Hafshah wafat pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, tahun 45 H.
5. Zainab binti Khuzaimah
Salah satu keistimewaan Zainab binti Khuzaimah ialah, beliau sangat dermawan. Beliau bahkan dijuluki ibunya orang-orang miskin. Beliau adalah seorang wanita Quraisy.
Zainab binti Khuzaimah merupakan janda dari pahalwan perang Uhud, yakni Abdullah bin Jahsy radhiallahu 'anhu. Rasulullah menikahinya pada tahun 3 H, di bulan Ramadhan.
Namun beliau hidup bersama Rasulullah tidak lebih dari delapan bulan. Zainab wafat pada usianya 30 tahun. Dan sekali lagi Nabi Muhammad mengalami ditinggal wafat oleh istrinya, setelah Khadijah.
6. Ummu Salamah
Nama lengkapnya adalah Hindun binti Ummayah, beliau merupakan seorang wanita keturunan Bani Makhzum, anak dari seorang yang paling dermawan dari kalangan Quraisy, yakni Ummayah bin Mughirah. Beliau juga merupakan seorang janda dari seorang muhajirin yang pertama memeluk Islam, yaitu Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad al-Makhzumi al-Quraisy.
Ummu Salamah lahir pada tahun 24 sebelum hijrah, dan pada saat beliau menikah dengan Rasulullah, beliau berusia 28 tahun. Beliau menikah dengan Rasulullah pada tahun 4 hijrah. Ummu Salamah mempunyai 4 orang anak dari hasil pernikahannya dengan suami pertamanya, Abu Salamah.
Sebagai keluarga yang merupakan orang pertama menyambut dakwah Islam, Ummu Salamah memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam sejarah Islam. Setelah menikah dengan Rasulullah, Ummu Salamah dan keempat anaknya sudah menjadi tanggungan Rasulullah Saw.
Ummu Salamah wafat pada usia 85 tahun, pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah. Yakni pada tahun 61 H.
7. Zainab binti Jahsy
Salah satu keistimewaan dari pernikahan antara Rasulullah dengan Zainab binti jahsy dan sekaligus merupakan kebanggan tersendiri bagi Zainab binti jahsy ialah bahwa pernikahannya dengan Rasulullah, Allah langsung yang menjadi wali nikahnya. Dan pernikahan tersebut pun termaktub dalam ayat suci Al-Qur'an :
"maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan kamu dengan dia." (QS. Al-Ahzab : 37)
Zainab binti Jahsy merupakan mantan istri dari anak angkat Rasulullah sendiri, yakni Zaid bin Haritsah. Zaid menceraikan Zainab karena terdapat perbedaan kafa-ah. Zainab binti Jahsy merupakan wanita terhormat saudari dari Abdullah bin Jahsy, seorang pahlawan Perang Uhud yang dimakankan satu liang dengan paman Nabi, yakni Hamzah bin Abdul Muthalib. Selain itu, Zainab juga merupakan putri dari Umaimah binti Abdul Muthalib, yang merupakan bibi dari Rasulullah.
Zainab binti Jahsy menikah dengan Rasulullah pada usia 37 tahun. Beliau membina rumah tangga dengan Rasulullah selama lebih kurang 6 tahun, hingga Rasulullah wafat. Zainab binti Jahsy wafat pada usia 53 tahun, pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, sekitar tahun 21 H.
8. Juwairiyah binti al-Harits bin Abi Dhirar
Juwairiyah merupakan putri seorang kepala kabilah Bani Musthaliq, yang memiliki kedudukan yang sangat tinggi, yakni al-Harits bin Abi Dhirar. Juwairiyah dikenal sebagai wanita yang mempunyai paras yang sangat cantik.
Al-harits bin Abi Dhirar bersama pasukannya, pernah menyerang Rasulullah dan pengikutnya, hingga terjadi perang. Al-Harits bin Abi Dhirar pun tewas saat perang tersebut. Jawairiyah menjadi tawanan dari Tsabit bin Qais yang masih memiliki hubungan kerabat dengannya. Namun Jawairiyah tidak serta merta menerima hal tersebut, ia pun mendatangi Rasulullah dan meminta Rasulullah untuk menebusnya.
Rasulullah menawarkan sesuatu yang lebih terhormat dari itu, yakni dengan menawarkan diri untuk menikahi Juwairiyah. Tentu saja, Juwairiyah menerima dengan senang hati tawaran tesebut.
Dengan menikahnya Rasulullah dengan Juwairiyah, maka sebanyak 100 keluarga dari Bani Musthaliq dibebaskan oleh kaum Muslimin sebagai tawanan. Hal ini terjadi, karena mereka tidak rela kerabat dari Rasulullah menjadi tawanan. Hal lain yang menjadi tujuan dari Rasulullah memperistri Juwairiyah ialah agar kaum Bani Musthaliq bisa menerima dakwah Islam dengan baik.
Pernikahan Rasulullah dengan Juwairiyah berlangsung selama 6 tahun, hingga Nabi wafat. Mereka diperkirakan menikah pada tahun kelima hijrah, saat Juwairiyah berusia kurang lebih 20 tahun. Beliau wafat pada usia 70 tahun, sekitar tahun 56 H.
9. Shafiyah binti Huyai bin Akhtab
Shafiyah binti Huyai merupakan wanita yahudi dari Bani Nadhir. Ayahnya adalah seorang tokoh terkemuka di kalangan Yahudi, pada masa itu. Secara silsilah keturunan, Syafiyah merupakan keturunan dari Nabi Harun As, jadi beliau merupakan keturunan dari Bani Israil. Shafiyah lahir pada tahun 9 sebelum hijrah.
Shafiyah binti Huyai menjadi tawanan perang, setelah kaum muslimin memenangkan Perang Khaibar, melawan pasukan Bani Nadhir. Awalnya Shafiyah menjadi tawanan bagi seorang sahabat yang mulia, yakni Dihyah bin Khalifah. Namun karena kedudukan Shafiyah yang merupakan seorang putri dari tokoh yang terhormat, para sahabat mengajukan agar Shafiyah diserahkan kepada Rasulullah Saw.
Setelah bersama Rasulullah, Shafiyah pun bisa menerima Islam dan menjadi seorang muslimah. Untuk menjaga kedudukan seorang Shafiyah yang dulunya merupakan pemuka wanita dari kaum Bani Quraizhah dan Bani Nadhir, Rasulullah Saw pun menikahinya. Pernikahan itu berlangsung pada tahun 8 H. Yang kemudian bertahan hingga Rasulullah wafat, yakni selama kurang lebih 4 tahun.
Shafiyah binti Huyai wafat pada zaman pemerintahan Muawiyah bin Au Sufyan, sekitar tahun 50 H. Baliau wafat pada usia 59 tahun.
10. Ummu Habibah
Ramlah binti Abu Sufyan atau lebih dikenal sebagai Ummu Habibah merupakan mantan istri dari Ubaidullah bin Jahsy. Ummu Habibah dan suaminya, Ubaidullah pada waktu sempat memeluk Islam bersama. Namun saat hijrah ke negeri Habasyah, suaminya kembali murtad dengan menjadi seorang Nasrani. Saat itu Ummu Habibah sempat mengalami dilema, antara mengikuti agama baru suaminya, yakni menjadi seorang Nasrani atau kembali kepada ayahnya di kota Mekah yang pada waktu itu masih kafir.
Ditengah kegelisahannya tersebut, Ummu Habibah pun mendapat kabar gembira melalui an-Najasyi, yang mengabarkan bahwa Rasulullah Saw telah melamar beliau. Ummu Habibah pun menikah dengan Rasulullah. Namun karena pada waktu itu, Rasulullah sedang berada di Madinah, maka pada saat resepsi, Rasulullah diwakilkan oleh an-Najasyi. Hingga pada tahun ke-7 H, barulah Ummu Habibah tiba di Madinah dan hidup berumahtangga bersama Rasulullah selama lebih kurang 4 tahun, hingga Rasulullah wafat.
Ayah Ummu Habibah yang bernama Abu Sufyan bin Harb, merupakan salah seorang tokoh kaum Quraisy, yang akhirnya masuk Islam. Begitu juga dengan saudara dari Ummu Habibah sendiri, Muawiyah bin Abu Sufyan.
Ummu Habibah pun wafat pada usia 44 tahun, sekitar tahun 69 H.
11. Maimunah binti al-Harits bin Hazn
Maimunah binti al-Harits merupakan wanita terakhir yang dinikahi oleh Rasulullah Saw. Mereka menikah di Mekah pada saat Umroh Al-Qadha, setelah Maimunah bertahallul. Pada saat pernikahan tersebut, Maimunah sudah berusia 36 tahun. Pernikahan tersebut terjadi sekitar tahun 7 H, satu tahun setelah perjanjian Hudaibiyah.
Maimunah binti al-Harits dilahirkan pada tahun 29 sebelum hijrah. Beliau merupakan saudari kandung dari Ummu al-Fadhl, istri paman Nabi, al-Abbas bin Abdul Muthalib. Beliau wafat pada usia 81 tahun, saat sedang mengadakan safar antara Mekah dan Madinah, yakni pada tahun 51 H.
Rasulullah menikahi Maimunah binti al-Harits karena ingin menundukkan hati kaum Bani Hilal, agar bisa menerima dan memeluk agama Islam.
Itulah sebelas biografi singkat dari istri-istri Nabi Muhammad Saw, yang harus kita ketahui.
Adapun beberapa alasan mengapa Nabi Muhammad Saw memiliki banyak istri, diantaranya ialah untuk kepentingan politik dan dakwah, dan juga untuk pelindung dan penanggung kebutuhan mereka dan anak-anaknya. Selain itu, tentu banyak hikmah yang terkandung dari setiap pernikahan Rasulullah Saw tersebut.
Semoga saja tulisan singkat ini, bisa menjadi pelajaran bagi kita bersama, guna untuk lebih mengenal sebelas sosok wanita yang pernah mendampingi hidup Rasulullah. Kesebelas wanita mulia diatas juga dikenal dengan sebutan 'Ummul Mukminin'.
Baca juga :
Komentar
Posting Komentar