Pernahkah kita memperhatikan anak-anak kecil usia 10 tahun ke bawah? Bisa anak sendiri, anak kerabat kita, anak tetangga atau anak siapa pun, pokoknya sejenis anak-anak lah.
Kalau kitap perhatikan, di balik sikap anak-anak ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari mereka.
Tak peduli dari negara mana pun, warna kulit atau suku apa pun, kaya atau miskin, dunia anak-anak di manapun di seluruh dunia nyaris sama. Dunia yang penuh dengan tawa, rasa ingin tahu yang tinggi, tidak bisa diam dan polos. Pokoknya seolah-olah mereka sangat menikmati dunia mereka.
Mungkin kita sendiri juga masih ingat, atau jika tidak ingat bisa bertanya kepada orangtua kita, dan minta mereka menceritakan bagaimana saat kita kecil dulu.
Saat kita kecil, begitu mudahnya kita tertawa dan bahagia, tapi sekarang setelah mulai dewasa kita kenapa tidak bisa lagi seperti itu?
Faktanya, anak-anak usia 10 tahun ke bawah bisa tertawa hingga sampai 300 kali/hari. Sementara orang dewasa maksimal hanya tertawa hingga 5 atau 7 kali sehari. Dan bahkan ada yang tidak tertawa sama sekali.
Anak-anak saat belajar berjalan, akan jatuh, bangun, jatuh lagi dan terus bangun lagi, hingga akhirnya mereka bisa berjalan sendiri dan berlari.
Tidak pernah kita dengan ada anak-anak yang mengeluh seperti ini,
"aduh, kayaknya aku gak bakal bisa jalan deh, karena setiap kali aku belajar jalan, aku pasti selalu jatuh..."
****
Nah, itu cuma sedikit dari sifat anak kecil yang sebetulnya bisa menjadi contoh bagi orang dewasa atau bagi mereka yang mengaku dewasa.
Bersamaan dengan lahirnya seorang manusia ke muka bumi ini dalam wujud bayi yang mungil, terlahir juga potensi yang luar biasa. Namun potensi tersebut tidak begitu saja muncul ke permukaan.
Butuh upaya dan keinginan yang kuat agar potensi yang sebenarnya telah diberikan sejak kita lahir itu, bisa berkembang dan bermanfaat.
Faktanya lagi, manusia itu terlahir sama, semuanya di lahirkan dengan potensi yang luar biasa.
****
Banyak hal yang dimiliki anak-anak yang sebenarnya bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita, terutama dalam hal mencapai impian-impian kita. Hal-hal yang bisa membantu kita mengeksplorasi kemampuan yang ada pada diri kita sekaligus menjadikan diri kita lebih baik.
Kita yang mengaku orang dewasa sering sekali merasa putus asa saat menghadapi suatu masalah, tapi anak-anak, biasanya lebih kreatif untuk mendapatkan keinginan mereka. Saat menginginkan sesuatu, anak-anak akan terus berusaha untuk mendapatkannya, entah dengan cara menangis sejadi-jadinya, berguling-guling atau bahkan memelas, pokoknya apa pun mereka lakukan sampai keinginan mereka tersebut dapat terwujud.
Apa lagi kalau kita menjanjikan sesuatu kepada mereka, pasti anak-anak akan menagih sampai mereka mendapatkan apa yang kita janjikan.
Sedangkan orang dewasa, lebih sering merasa gengsi, tidak berani mencoba karena takut gagal atau takut malu, sehingga selalu menanamkan di dalam pikiran sendiri, kalau kita tidak mampu. Akhirnya kalimat, "lebih baik tidak berharap dari pada harus kecewa," selalu menjadi andalan, ketika kita merasa takut untuk mencoba sesuatu.
Saat menghadapi sebuah masalah, orang dewasa sering berpikir, seperti ini,
"duh, seandainya saya bisa memutar waktu, saya ingin kembali ke masa anak-anak lagi. Hidup tanpa beban, bebas dan tak perlu mikir apa-apa.
Nah, untuk balik lagi ke masa kanak-kanak jelas tidak mungkin, tapi bagaimana kalau kita "BELAJAR" dari sifat-sifat anak kecil?
Apa-apa saja sifat-sifat anak kecil yang bisa kita pelajari dan bisa kita jadikan acuan untuk membangkitkan potensi yang sudah ada dalam diri kita sejak lahir?
Berikut kita akan membahas sifat-sifat mendasar anak-anak yang menurut saya sangat ajaib dan mampu memberikan beberapa pelajaran kepada kita sebagai orang dewasa.
Namun sebelumnya jangan lupa follow ya..
Terima kasih..
***
1. Apa adanya
Anak-anak itu tergolong cuek, mereka tidak terlalu peduli apa kata orang tentang mereka. Mau dibilang jelek atau cantik, mereka palingan cuma ketawa.
Sedangkan orang dewasa, sering kali gampang tersinggung dan marah hanya karena hal-hal yang sepele.
Anak-anak juga tidak mengenal kata "pura-pura". Mereka bebas melakukan apa yang mereka mau tanpa rasa khawatir akan hal apa pun.
Sementara orang dewasa sering kali berpura-pura, karena merasa malu dengan kelemahan dan kekurangannya. Hidup seperti menanggung beban yang sangat berat, sehingga tidak bebas menjadi diri sendiri.
Padahal seharusnya kelemahan dan kekurangan itu tidak perlu ditutupi, cukup diakui dan diperbaiki. Asah terus dan tonjolkan kelebihan kita, sehingga orang lupa akan kelemahan kita.
2. Imajinatif
Coba kita perhatikan, saat anak-anak sedang bermain. Sofa bisa mereka jadikan mobil, meja mereka jadikan kapal, atau kolong meja mereka jadikan semacam tenda dan bermain-main seolah-olah mereka sedang berkemping di hutan.
Apa pun bisa mereka jadikan mainan yang mengasyikan. Mereka bahkan bisa mengarang cerita yang penuh dengan imajinasi yang menarik.
Tapi seiring dengan bertambahnya usia, pada banyak orang sifat imajinatif ini malah makin menurun. Kita terpaku oleh pakem-pakem yang ada, tanpa berusaha mencari penyegaran sebagai alternatif baru. Mentang-mentang hal ini sudah menjadi kebiasaan, ya udah, kita akhirnya cuma bisa jadi pengikut aja.
Mungkin soal-soal ketika ujian saat sekolah, dengan pilihan ganda, A, B, C atau D, ikut menjadi andil yang membuat kita kurang imajinatif, karena kita hanya punya tiga atau empat pilihan dan jawaban harus sama dengan jawaban guru.
Padahal pada kenyataannya, pilihan dalam hidup ini sangatlah beragam.
Andai saja semua soal ujian dijawab dengan essai atau penjabaran, kita bisa punya banyak pilihan jawaban. Saat kita lupa dengan jawaban yang benar, kita masih bisa berimajinasi memikirkan jawaban yang lain. Sehingga hal ini membantu otak kita untuk berpikir kreatif.
3. Tulus
Makin kita tumbuh besar, kita semakin hitung-hitungan. Apa yang kita lakukan semata-mata hanya untuk mendapatkan imbalan atau pujian.
Sementara anak kecil, saat melakukan sesuatu, biasanya hanya karena mereka menginginkannya, bukan karena mengharapkan imbalan atau pun pujian.
Anak kecil jauh lebih tulus dari pada orang dewasa. Anak kecil tidak mengharapkan imbalan apa pun saat melakukan sesuatu, mereka melakukannya murni karena mereka suka.
Ketika anak kecil memberikan sesuatu, mereka memberikannya dengan tulus tanpa menghitung-hitung berapa harga barang yang telah diberikannya.
Sementara orang dewasa selalu memperhitungkan untung rugi nya sebuah pemberian.
Padahal jika kita memberikan sesuatu dengan tulus kepada orang lain, maka balasan yang akan kita dapat akan jauh lebih besar nilainya dari apa yang telah kita berikan tersebut.
4. Pemaaf
Yang namanya anak-anak sudah pasti pernah bahkan sering kali bertengkar. Mereka bertengkar hanya karena masalah sepele.
Tapi hebatnya, meski pun sering bertengkar, anak-anak selalu bisa saling memaafkan, Bahkan hanya hitungan menit setelah mereka bertengkar, mereka akan berbaikan kembali.
Anak kecil lebih mudah memaafkan, karena mereka tidak punya sifat dendam.
Bahkan ketika ada yang memarahi mereka habis-habisan, mereka akan menganggapnya hal yang biasa. Tanpa berniat untuk membalas.
Dalam waktu satu hari, anak kecil selalu memaafkan apa yang telah terjadi, dan mereka selalu bersikap biasa saja, seolah-olah semuanya baik-baik saja. Mereka akan kembali tertawa dan bermain bersama.
Sementara orang dewasa, lebih punya sifat dendam. Orang dewasa sangat sulit memaafkan, apa lagi meminta maaf.
Jika terjadi perselisihan dengan rekan kerja, orang dewasa akan tidak saling tegus sapa selama beberapa hari, bahkan untuk kasus-kasus tertentu mereka tidak berteguran hingga bertahun-tahun.
Orang dewasa memang sangat sulit memberi maaf dan juga meminta maaf.
Padahal menyimpan dendan dan memiliki musuh itu sangatlah tidak baik.
Kehidupan orang yang pendendam dan punya banyak musuh tidak akan pernah tenang.
Seharusnya, segeralah meminta maaf, saat kita melakukan kesalahan, dan berilah maaf kepada orang yang meminta maaf kepada kita.
Meminta maaf tidak akan membuat kita hina, dan memberi maaf tidak akan mengurangi apa pun pada diri kita.
5. Jujur
Anak kecil itu paling jujur. Mereka melakukan atau pun mengatakan sesuatu sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Anak kecil tidak bisa berbohong. Apa yang mereka lihat itulah yang mereka katakan.
Anak kecil sangat polos dan jujur. Mereka tampil dengan apa adanya diri mereka, tanpa berpura-pura, tanpa kebohongan.
Mereka selalu mengatakan hal yang mereka ketahui dengan jujur dan apa adanya.
Sementara orang dewasa penuh dengan kebohongan.
Adalah munafik, jika ada orang dewasa yang mengaku tidak pernah berbohong.
Seorang ibu bahkan akan berbohong kepada anak-anaknya, kalau ia baik-baik saja, padahal ia sedang ada masalah.
Terlepas dari apa pun alasannya, baik itu demi kebaikan atau demi apa pun, orang dewasa memang sering berbohong.
Padahal kejujuran adalah sesuatu yang sangat penting. Orang-orang akan menilai dari seberapa jujurnya kita dalam hidup.
Kebohongan akan menyelamatkan kita beberapa saat, namun kejujuran akan menyelematkan kita selamanya.
6. Berpikir positif
Tidak peduli apa pun yang terjadi di sekitarnya, anak-anak selalu menemukan cara untuk bersenang-senang. Tidak ada prasangka, tidak ada curiga.
Mengetahui kalau Ayahnya di PHK, seorang anak justru berteriak senang, karena merasa ayahnya akan lebih punya banyak waktu untuk bermain dengannya di rumah.
Anak-anak memang lebih berpikir posistif dalam menjalani hari-hari mereka. Mereka tidak perlu merasa cemas, tentang apa pun yang telah dan yang akan terjadi.
Namun orang dewasa, justru sering berpikir negatif tentang hidup ini.
Meski pun tingkatannya berbeda, orang dewasa yang selalu berpikir positif, hidupnya akan jauh lebih maju dari pada orang yang sering berpikir negatif.
Anak kecil tidak pernah menilai orang lain, dengan berprasangka buruk. Di mata mereka semua orang sama baiknya.
Sementara orang dewasa, sering menilai orang lain dengan kesimpulan yang ia buat sendiri.
Kadang hanya mendengar cerita dari orang lain, orang dewasa akan langsung berprasangka buruk kepada orang lain.
Tanamkanlah sikap berpikir positif pada diri anda, agar kehidupan anda akan semakin membaik.
7. Antusias
Anak-anak akan merasa sangat senang, ketika mendapat hadiah. Mereka tidak peduli hadiah tersebut besar atau kecil, tapi mereka tetap akan antusias menerima hadiah tersebut.
Begitu juga ketika, anak-anak menemukan hal baru dalam hidup mereka. Mereka selalu merasa antusias untuk menceritakan hal tersebut kepada orangtuanya.
Saat anak kecil mendapatkan pengalaman baru, mereka dengan antusias berbagi pengalamannya tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.
Bagi mereka hal-hal baru tersebut, membuat mereka bersemangat, karena berarti mereka bisa memperoleh pengalaman baru untuk mereka ceritakan kepada orang lain.
Beda lagi dengan orang dewasa, mereka lebih takut kepada hal-hal baru. Mereka tidak nyaman menghadapi hal-hal baru, karena takut gagal saat mencoba, atau karena mereka sudah terlanjur nyaman dengan apa yang mereka jalani saat ini.
Mereka takut kenyamanan mereka saat ini, akan direnggut oleh hal-hal baru yang belum mereka kuasai.
Padahal hal-hal baru dalam hidup adalah sebuah tantangan yang harus kita taklukkan.
Semakin banyak hal baru yang kita taklukkan, maka semakin besar kemungkinan kita akan mencapai kesuksesan hidup.
Berani mencoba dan tidak pernah putus asa, itulah prinsip dasar kehidupan ini.
****
Oke, itulah tadi 7 sifat dasar anak kecil, yang bisa kita jadikan pelajaran sekaligus sebagai pembangkit semangat untuk meraih apa pun impian kita saat ini.
Seandainya nilai-nilai tadi bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita, maka beban kita terasa makin ringan, bahkan seperti tidak punya beban.
Jangan mudah menyerah dengan segala keterbatasan. Dobraklah batasan-batasan pemikiran sampai kita menemukan jawaban. Temukan hal-hal baru dan kebijaksanaan baru.
Selamat mencoba.
Terima kasih sudah menyimak sampai selesai. Semoga bermanfaat.
Salam sukses untuk anda semua dan sampai jumpa lagi...
*****
Komentar
Posting Komentar