Dalam hidup, hampir setiap orang pernah berada pada titik terendah dalam hidupnya. Merasa dirinya tak berguna, merasa dirinya gagal, merasa tak ada lagi yang bisa ia lakukan. Merasa tidak ada lagi jalan keluar dari persoalan yang sedang di hadapinya. Semuanya terasa berantakan, semuanya terasa hancur. Tak ada lagi semangat untuk melakukan apa pun. Bahkan sudah tak ada lagi gairah untuk melanjutkan hidup. Perasaan ingin menyerah, perasaan ingin berhenti dan bahkan perasaan ingin mengakhiri hidup. Berada pada titik nadir atau pun titik terendah dalam hidup, memang sangat menyakitkan. Merasakan kesedihan yang teramat dalam dan berkepanjangan. Tak tahu lagi arah mana yang akan di tuju. Semua jalan terasa buntu, hidup terasa sia-sia dan tak bermakna. Namun percayalah, bahwa setiap orang pernah mengalami hal tersebut, tak peduli siapa pun itu. Hanya mungkin cara setiap orang menghadapinya tidaklah sama. Ada yang tidak mau terlalu lama larut dalam kondisi tersebut, dan ada juga yan...
Nabi Ishaq As adalah putra kedua Nabi Ibrahim As dari istrinya Siti Sarah. Ishaq merupakan adik satu bapak dari Nabi Ismail As. Jika Nabi Ismail As terlahir dari rahim Siti Hajar, istri kedua Nabi Ibrahim As , maka Nabi Ishaq terlahir dari rahim Siti Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim As Ishaq lahir, pada saat Ibunya, Siti Sarah, sudah berusia 90 tahun dan Ayahnya, Nabi Ibrahim berusia 100 tahun. Ia lahir setelah empat belas tahun Nabi Ismail dilahirkan. Meskipun pada awalnya, ketika Nabi Ibrahim dan Sarah mendapat kabar dari Malaikat Jibril, bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi Nabi menggantikan ayahnya, mereka merasa sangat tidak mungkin untuk medapatkan keturunan, karena usia mereka yang sudah sangat tua. Namun atas kehendak Allah, Ishaq pun lahir di kota Kana'an pada sekitar tahun 1761 SM. Tentu saja hal itu sangat membuat Nabi Ibrahim dan terutama sang istri sangat bergembira, karena memang sudah sangat lama mereka menginginkan keturunan...