Silsilah Nabi Luth As adalah Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh As.
Nabi Luth menikah dengan seorang gadis bernama Ado, sebagian pendapat mengatakan nama istrinya ialah Walihah. Luth mempunyai dua orang putri, yakni Raitsa dan Zaghrata.
Nabi Luth menjadi pengikut saudara Bapaknya, yang mendampinginya dalam semua perjalanan, yakni Nabi Ibrahim As.
Mereka pernah punya usaha dalam bidang peternakan yang sangat berhasil, sebelum akhirnya dipecah. Karena usaha mereka yang berkembang dengan pesat, sehingga tidak bisa ditampung dalam satu tempat. Mereka memutuskan untuk membagi usaha mereka. Sejak saat itu Nabi Luth dan Nabi Ibrahim As berpisah.
Nabi Luth kemudian pindah ke Yordania dan tinggal di sebuah tempat yang bernama Sadum atau lebih dikenal dengan nama Sodom.
Kaum sodom merupakan kaum yang tidak memiliki pegangan agama. Moral mereka rendah dan akhlak mereka rusak.
Segala kemaksiatan dan kemungkaran merajalela pada semua kaum Sodom. Pencurian dan perampasan sudah menjadi kebiasaan hidup mereka sehari-hari. Yang kuat menindas yang lemah. Kelakuan mereka sudah diluar kendali.
Salah satu kemungkaran paling besar yang terjadi dalam kehidupan kaum Sadum (sodom) ialah terjadinya penyimpangan seksual diantara mereka. Mereka mempunyai kebiasaan homoseksual atau Liwath bagi kaum laki-laki dan lesbian bagi kaum perempuan. Dan bahkan hal ini sudah menjadi ciri khas bagi semua kaum sodom. Hal itu mereka lakukan semata-mata hanya untuk memenuhi hasrat birahi mereka.
Para musafir yang mendatangi wilayah mereka akan menjadi korban penjarahan. Jika para pendatang membawa harta, maka kaum sodom akan merampasnya. Dan bila mereka melawan, maka kaum sodom akan menyiksa dan menganiaya para pendatang tersebut, bahkan sampai dibunuh.
Jika para pendatang tersebut seorang laki-laki yang tampan, maka akan menjadi rebutan bagi para laki-laki kamu sodom, untuk melampiaskan nafsu mereka. Begitu juga bila yang datang tersebut adalah seorang yang berparas cantik, maka akan menjadi korban para perempuan kaum sodom. Hal tersebut terus berlangsung hingga bertahun-tahun.
Lalu Allah Swt pun mengutus Nabi Luth kepada mereka (kaum Sadum). Nabi Luth diutus oleh Allah untuk memperbaiki akhlak kaum Sodom yang sudah melampaui batas dan tidak bermoral.
Nabi Luth pun mulai menjalankan dakwahnya kepada kaum sodom, mengajak mereka untuk meninggalkan semua kebiasaan buruk tersebut. Nabi Luth menghimbau kepada mereka untuk menyembah Allah dan meyakini bahwa Allah Swt-lah yang telah menciptakan mereka dan juga seluruh alam semesta.
Nabi Luth menyerukan kepada mereka untuk tidak mengikuti bisikan iblis yang telah menjerumuskan mereka semua. Dan jika mereka tidak bersegera untuk meninggalkan semua kemaksiatan tersebut, Allah Swt akan mendatangkan bencana kepada mereka.
Meski mendapat tentangan dari kaum Sadum, Nabi Luth tidak pernah menyerah untuk terus menyampaikan risalahnya. Setiap kesempatan Nabi Luth selalu berusaha memberi mereka pencerahan dan peringatan.
Namun seberapa pun kerasnya usaha Nabi Luth untuk mengajak kaum Luth ke jalan yang benar, tetap saja kaum Luth tidak mengubrisnya. Mereka masih saja melakukan semua kemaksiatan yang sudah menjadi kebiasaan dan mendarah daging tersebut. Dan bahkan mereka merasa kesal dengan semua titah yang mereka dengar dari Nabi Luth. Mereka memberi peringatan kepada Nabi Luth untuk menghentikan dakwahnya, atau mereka akan mengusir Nabi Luth dan keluarganya serta para pengikutnya, dari tanah kelahiran mereka.
Kebiasaan buruk kaum Sadum yang sudah mendarah daging, sudah tidak bisa lagi diperbaiki. Nabi Luth merasa usahanya hanya sia-sia. Untuk itu beliau memohon dan berdo'a kepada Allah, agar kaum Sadum tersebut dimusnahkan dari permukaan bumi. Diberikan azab di dunia sebelum azab di akhirat. Hal itu Nabi Luth harapkan, untuk mencegah menularnya penyakit kaum Sodom ke daerah tetangganya yang lain. Dan juga merupakan balasan untuk mereka, karena terus menolak ajaran kebenaran yang disampaikan oleh Nabi Luth. Balasan dari kecongkakan dan kebathilan mereka selama ini.
Allah Swt pun mengabulkan do'a dan permohonan Nabi Luth. Diutus-Nya tiga orang malaikat yang menyamar sebagai tiga orang laki-laki yang sangat tampan dan berbadan bagus.
Ketiga malaikat yang menyamar tersebut bertamu ke rumah Nabi Luth ketika tengah malam, di saat para kaum Sodom tertidur pulas. Mereka beralasan untuk menumpang beristirahat selama beberapa hari di rumah Nabi Luth.
Nabi Luth yang merasa kaget dengan kedatangan tiga orang tamu tersebut, merasa bimbang seketika. Beliau merasa takut, jika ketiga tamunya tersebut diketahui oleh kaum sadum, maka mereka akan menjadi korban kelaknatan kaum sadum. Namun jika beliau menolak ketiga tamu tersebut, beliau meresa tidak enak hati.
Akhirnya Nabi Luth membiarkan para tamunya tersebut untuk beristirahat di rumahnya selama beberapa hari. Nabi Luth meminta kepada istri dan kedua anaknya untuk tidak menceritakan tentang ketiga tamunya kepada kaum sadum.
Tapi ternyata, istri Nabi Luth membocorkan hal tersebut, sehingga para laki-laki kaum sadum mengetahui adanya tamu yang memiliki wajah tampan dan berbadan bagus.
Mendengar berita tersebut, maka berbondong-bondong-lah para laki-laki kaum sadum mendatangi rumah Nabi Luth.
Melihat kedatangan kaum sadum ke rumahnya, Nabi Luth segera mengunci pintu rumahnya dari dalam. Namun laki-laki kaum Sadum yang sudah terkanjur bergairah dengan kedatangan tamu muda tersebut, memaksa Nabi Luth untuk membuka pintu.
Karena terus didesak, Nabi Luth pun menceritakan tentang semua kelakuan bejat para kaum Sadum kepada ketiga tamunya. Dan beliau meminta maaf karena tidak bisa membantu mereka.
Namun ketiga pemuda tampan tersebut yang merupakan malaikat utusan Allah, justru meminta Nabi Luth untuk membiarkan kaum sadum masuk. Meski Nabi Luth bersikeras untuk tetap mengunci pintu rumahnya, tapi para laki-laki kaum sadum terus memaksa untuk masuk. Hingga akhirnya terbuka lah pintu tersebut, dan kaum sadum yang sudah penuh nafsu tersebut ramai-ramai masuk ke dalam.
Tetapi atas izin Allah, para laki-laki kaum sadum yang masuk tersebut tiba-tiba menjadi gelap pandangannya. Mereka menjadi buta seketika.
Melihat hal tersebut, Nabi Luth menjadi heran dan tak percaya.
Ketiga pemuda tamunya tersebut pun menceritakan siapa mereka sebenarnya. Bahwa mereka adalah malaikat yang dikirimkan Allah untuk memusnahkan para kaum sadum dari muka bumi.
Pada saat para kaum sadum yang sedang kacau, karena kebutaan mereka yang tiba-tiba, ketiga malaikat tersebut meminta kepada Nabi Luth agar segera pergi meninggalkan wilayah Sadum. Mendengar hal itu, Nabi Luth pun membawa keluarga, istri anak-anak dan para pengikutnya untuk pergi meninggalkan wilayah sadum.
Para malaikat menyampaikan bahwa wilayah sadum akan segera dihancurkan oleh Allah, karena mereka masih saja terus ingkar, meski Nabi Luth sudah berulang-ulang memberi peringatan kepada mereka.
Berangkatlah Nabi Luth dan rombongannya meninggalkan wilayah sadum. Dalam rombongan tersebut, terdapat dua orang putri Nabi Luth yang berjalan disamping beliau. Sementara istri Nabi Luth yang ikut dalam rombongan tersebut, lebih memilih berjalan di belakang rombongan. Ia berjalan sangat pelan, karena merasa enggan meninggalkan kaumnya. Meski ia sudah mendengar secara langsung tentang apa yang akan terjadi pada kaumnya dari para malaikat, namun sang istri merasa penasaran dan masih tidak percaya, jika hal itu akan terjadi.
Diceritakan dalam sejarah bahwa istri Nabi Luth adalah termasuk salah seorang yang mengingkari akan ajaran dari Nabi Luth, suaminya. Ia masih saja mengikuti perbuatan tidak bermoral para kaum sadum lainnya. Karena itu, istri Nabi Luth juga tidak selamat dalam peristiwa kehancuran wilayah sadum.
Setelah berada dipinggir wilayah sadum, Nabi Luth dan rombongan menyaksikan wilayah tersebut hancur berantakan. Seluruh kaum sadum yang ingkar tersebut telah mendapat azan dari Allah Swt, atas perbuatan mereka di dunia. Meraka musnah ditelan bencana hujan batu yang sangat dahsyat, yang mengakibatkan seluruh wilayah sadum porak poranda. Termasuk di dalamnya istri dari Nabi Luth sendiri yang merupakan seorang penghianat bagi suaminya sendiri.
Wilayah sadum pun binasa beserta seluruh kaumnya. Allah menghancurkan mereka, karena tidak mau mendengar seruan dari Allah melalui Nabi Luth As.
Kisah kehancuran kaum sadum terdapat dalam Al-Qur'an, yakni :
"dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: 'mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?' sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan : 'usirlah mereka (Luth dan pengikutnya) dair kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri. Kemudian kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya (yang beriman) kecuali istrinya (istri Nabi Luth); dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan), dan kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu." (QS. Al-A'raaf : 80-84).
Dan juga terdapat dalam surat Asy-Syuaraa ayat 160-173.
Baca juga :
Komentar
Posting Komentar