Film berdurasi 2 jam lebih ini, mengisahkan perjuangan seorang ayah, yang telah dengan sengaja membunuh dua orang preman, yang telah memperkosa anaknya, yang baru berusia 10 tahun.
Bersama seorang pengacara muda, sang ayah berusaha mendapatkan keadilan atas tindakannya tersebut.
Namun teror demi teror justru didapatkan oleh sang pengacara, yang sedang berada di ambang kebangkrutan.
Bagaimanakah perjuangan pengacara muda ini, dalam membela kliennya ini, yang ia tahu, tidak punya uang untuk membayarnya?
Simak kisahnya berikut ini.
Namun sebelumnya jangan lupa untuk, subscribe, channel ini.
dan klik tanda lonceng, untuk menyaksikan video-video menarik lainnya.
Terima kasih.
Selamat menyaksikan, dan semoga terhibur.
Cerita berawal, yang menggambarkan sebuah kehidupan di sebuah desa, yang terlihat sunyi dan damai.
Seorang gadis cilik, berusia 10 tahun, sedang berbelanja keperluan dapur, di sebuah warung tempat ia biasa belanja, atas permintaan ibunya.
Gadis cilik itu bernama, Tonya. Seorang gadis periang dan ramah, dari golongan kulit hitam.
Sementara itu, dua orang preman berkulit putih, sedang mengendarai sebuah mobil pick up, dalam kondisi sedang minum-minuman beralkohol, menuju desa tersebut.
Dua orang preman ini, mampir di warung tempat Tonya berbelanja tadi, dan dengan gaya mereka yang nakal, mengambil beberapa minuman di warung tersebut, secara paksa.
Tonya, berjalan pulang menuju rumahnya, sehabis berbelanja. Ia harus melewati sebuah jalan sunyi, yang masih di kelilingi hutan.
Saat itulah, dua orang preman tadi, melihat Tonya, yang sedang berjalan sendirian.
Dua preman ini, sudah dalam keadaan setengah mabuk. Mereka melempar Tonya dengan sebuah kaleng bir, dari dalam mobil, sehingga belanjaan Tonya berserakan.
Tidak cukup hanya sampai di situ, dua preman ini pun, menangkap dan menyeret Tonya, ke dalam hutan.
Mereka mengikat kaki dan tangan Tonya, gadis kecil itu. Lalu kemudian, secara bergiliran mereka pun memperkosanya.
Tonya berusaha berteriak sekuat tenaga. Namun kedua preman ini, justru semakin menyiksanya.
Setelah kedua preman ini merasa cukup puas, mereka pun membawa Tonya yang sudah tak sadarkan diri ini, memakai mobil dan membuangnya ke bawah jembatan.
Ibu Tonya, yang merasa khawatir, karena putrinya belum juga pulang, mendapat kabar, dari adik-adik Tonya, bahwa mereka telah menemukan belanjaan Tonya yang berserakan, namun mereka tidak melihat Tonya sama sekali.
Ayah Tonya, yang bernama, Carl Li. yang bekerja di sebuah pabrik kayu, kemudian mendapat kabar melalui sebuah telpon.
Carl li, segera pulang ke rumahnya. Saat itulah, ia melihat putrinya yang dalam keadan terluka parah.
Ternyata para warga, telah menemukan Tonya di bawah jembatan, dan membawanya pulang.
Carl Li, menyadari apa yang telah menimpa putrinya. Mereka pun membawa Tonya ke rumah sakit.
Para tetangga pun merasa turut prihatin melihat kepergian Tonya ke rumah sakit tersebut, dengan menggunakan sebuah mobil ambulans.
Tonya, memang berhasil diselamatkan. Namun menurut keterangan dokter yang memeriksanya, Tonya tidak akan bisa lagi memiliki keturunan, karena rahimnya telah hancur.
Mengetahui hal itu, Carl li semakin merasa terpukul.
Sementara itu, kedua preman tadi, akhirnya bisa ditangkap oleh para sherif.
Kedua preman tersebut, berhasil dibekuk, meski dengan sedikit perlawanan. Mereka berdua pun dijebloskan ke penjara.
Carl li, mencoba mendatangi seorang pengacara muda, yang sudah dikenalnya, bernama, Jek.
Jek, seorang pengacara muda, yang sedang berada di ambang kebangkrutan, karena sudah beberapa bulan tidak mendapatkan klien.
Carl li, pun meminta bantuan kepada Jek.
Meski Jek tidak begitu mengerti maksud dari kedatangan Carl li padanya, namun ia pun menyetujui untuk membantu Carl li.
Kedua preman tadi, yang sudah dipenjara, akhirnya akan disidang.
Mereka berdua, dengan digiring para polisi, segera berjalan menuju ruang sidang.
Saat itulah, Carl li, yang ternyata memang sudah mengatur rencana, tiba-tiba muncul.
Ia muncul dengan membawa sebuah senapan, milik salah seorang polisi.
Carl li, kemudian dengan brutal, menembaki kedua preman tersebut, di depan orang-orang.
Seorang polisi yang mengawal mereka pun terkena sasaran peluru, dan mengalami cedera pada kakinya.
Kedua orang preman tadi pun, akhirnya tewas di tempat, dengan disaksikan oleh para pengunjung dan juga dari pihak keluarga mereka.
Kejadian tersebut, tentu saja, membuat gempar seluruh kota.
Jek, yang saat itu, juga berada di lokasi kejadian, merasa sangat terpukul. Ia tidak menyangka sama sekali, kalau Carl li akan nekat melakukan hal tersebut.
Carl li, akhirnya ditangkap atas kasus pembunuhan kedua orang preman tersebut. Carl li pun tidak melakukan perlawanan. Ia menyerahkan diri kepada pihak polisi, yang mendatangi rumahnya, untuk menangkapnya.
Jek, menemui Carl li di penjara. Karena Jek sudah berjanji untuk membantu Carl li, ia pun akhirnya memutuskan untuk jadi pengacara buat Carl li.
Meski Jek tahu, kalau Carl li tidak punya cukup uang untuk membayarnya.
Jek tetap bertekad untuk membantu Carl li. Karena di dalam hati Jek sendiri, sebenarnya juga membenarkan tindakan yang dilakukan Carl li.
Jek, punya seorang istri dan seorang putri kecil. Jek merasa, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama, jika hal tersebut menimpa putrinya.
Karena itulah, Jek bersedia menjadi pengacara bagi Carl li, meski ia tahu, Carl li tidak akan mampu membayarnya.
Seorang jaksa penuntut, yang cukup terkenal di kota kecil itu, yang bernama, Buckley. akan menjadi lawan jek, di persidangan nanti.
Buckley, adalah seorang yang punya pengaruh cukup besar di kota tersebut. Ia juga suka berbuat curang dalam persidangan.
Meski harus menghadapi seorang yang hebat seperti buckley, Jek tidak merasa takut.
Seorang mahasiswi hukum, yang cantik dan pintar, mencoba membantu Jek, dalam kasus tersebut.
Gadis cantik tersebut bernama, Roark. berusaha meyakinkan Jek, kalau ia bisa membantu Jek untuk memenangkan kasus tersebut.
Jek, yang awalnya berusaha menolak bantuan dari Roark, akhirnya harus mengakui, kalau Roark adalah seorang yang jenius.
Selain Roark, Jek juga meminta bantuan kepada salah seorang pengacara senior, yang sudah dipensiunkan. Pengacara tua ini bernama, Julian.
Julian, dimata Jek, adalah sosok yang sangat ia kagumi. Jek juga menganggap Julian sebagai gurunya.
Selanjutnya, ada Herry. Seorang pengacara khusus kasus perceraian, yang merupakan sahabat Jek sejak lama, juga turut membantu Jek.
Mereka berempat, membentuk tim kecil, untuk bisa memenangkan kasus tersebut.
Sementara itu, dari pihak keluarga kedua preman yang tewas tersebut, juga tidak tinggal diam.
Mereka bergabung dengan sebuah kelompok, yang merupakan perkumpulan orang-orang kulit putih yang anti dengan orang-orang kulit hitam.
Seorang kakak dari salah seorang preman yang tewas tersebut, yang bernama Fredy. bergabung dengan kelompok anti kulit hitam tersebut.
Kelompok ini, akhirnya mulai meneror kehidupan Jek.
Mulai dari mencoba membakar rumah Jek, hingga hendak meledakkan bom di rumah Jek.
Namun, Jek dengan bantuan para polisi masih mampu menggagalkan kejahatan dari kelompok tersebut.
Jek merasa mulai tidak aman. Ia pun mengirim sang istri dan putrinya, untuk sementara tinggal di rumah orangtua sang istri, yang berada di kota lain.
Istri Jek juga sangat khawatir akan keselamatan sang suami. Ia meminta Jek untuk berhenti melanjutkan kasus tersebut.
Tapi Jek tetap bersikeras untuk melanjutkannya.
Persidangan demi persidangan terus terjadi.
Buckley, beberapa kali, berhasil membuat Jek dan Carl li terpojok.
Sementara di luar gedung, sekelompok orang berkulit hitam, yang membela Carl li, terus melakukan orasi, agar Carl li dibebaskan.
Sementara itu, Fredy dan kelompoknya, yang sangat ingin Carl li di hukum mati, melakukan perlawanan terhadap orang-orang kulit hitam tersebut.
Kericuhan pun terjadi di luar gedung pengadilan tersebut.
Dimana, Fredy dan kelompoknya yang memakai topeng, tiba-tiba menyerang orang-orang berkulit hitam ini, yang membela Carl li.
Kericuhan terus berlanjut. Sampai-sampai, Jek pun terkena sasaran sabetan sebuah pisau, karena berusaha membantu seorang polisi.
Keributan itu pun berakhir, saat pemimpin dari kelompok bertopeng tersebut, mati terbakar oleh kelompok orang kulit hitam.
Namun perjuangan Fredy dan kelompoknya terus berlanjut.
Mereka akhirnya berhasil membakar rumah jek, saat Jek sedang tidak berada di rumah.
Jek sangat terpukul melihat hal tersebut.
Tapi ia tetap bertekad, untuk tetap melanjutkan kasus tersebut. Meski beberapa orang temannya, menyarankannya untuk menyerah.
Sidang terus berlanjut. Jek dan Carl li justru semakin terpojok.
Jek, yang akhirnya merasa mulai menyerah, akhirnya hanya pasrah.
Ia sudah tidak yakin bisa memenangkan kasus tersebut.
Apa lagi, Fredy dan kelompoknya, terus meneror Jek. Bahkan asisten Jek, pun ikut menjadi korban dari teror tersebut.
Roark, juga akhirnya ditangkap oleh Fredy dan kelompoknya.
Mereka menyiksa Roark, di sebuah hutan. dan meninggalkannya sendirian di sana.
Beruntunglah seseorang dari kelompok tersebut, tidak tega melihat Roark, dan ia pun kembali untuk membantu roark.
Jek, yang mengetahui hal tersebut, pun merasa mulai tak punya harapan untuk menang.
Jek mendatangi Carl li di penjara.
Ia berharap Carl li bisa menerima kekalahan mereka tersebut.
Tapi, Carl li tidak ingin di penjara. Ia masih berusaha meyakinkan Jek, kalau mereka bisa saja memenangkan sidang tersebut, seandainya saja Jek mampu menyentuh hati para juri.
Hari penentuan keputusan pun tiba.
Buckley, mulai menyampaikan kesimpulannya kepada para juri. Dan sudah memastikan bahwa Carl li, bersalah.
Jek, pun berusaha meyakinkan para juri, bahwa Carl li tidak bersalah.
Jek, menggunakan usaha terakhirnya tersebut, untuk membuat juri percaya, bahwa apa yang dilakukan oleh Carl li, adalah sebuah tindakan yang akan dilakukan oleh siapa saja sebagai seorang ayah.
Jek, mencoba menceritakan kejadian yang menimpa Tonya, dengan versi yang berbeda.
Setelah kedua belah pihak menyampaikan kesimpulannya, selanjutnya pihak juri lah yang akan memutuskan perkara tersebut.
Suasana terlihat hening untuk menunggu keputusan para juri.
Sampai beberapa saat, sidang pun diputuskan, dan ternyata, Carl li dinyatakan tidak bersalah dalam kasus tersebut.
Mendengar hal itu, para pendukung Carl li berteriak penuh kebahagiaan di luar gedung.
Sidang pun dimenangkan oleh pihak Jek dan kawan-kawan.
Carl li pun dibebaskan dari hukuman.
Di bagian akhir film, terlihat Jek yang mendatangi kediaman Carl li, yang sedang merayakan kemenangannya bersama para warga lainnya.
Dan cerita pun berakhir dengan hepi ending.
Demikian alur cerita film, a time to kill.
Lebih dan kurangnya, mimin mohon maaf.
Terima kasih, sudah menonton sampai selesai.
salam hangat, untuk kalian semua.
Semoga terhibur, dan sampai jumpa lagi.
Komentar
Posting Komentar